|
MELERAI SALAM
setelah kemarau tanya
bumi menangis menunggu jawab
digenggam angin yang tertawa
rupanya kehidupan itu rimba
malam membisik dalam lena
alam terjaga!
ada pembunuhan di luar pengetahuan
siapkan kelambu untuk putih
beradanya memelihara diam
dan tak perlu sepatah bicara
segalanya membisu
hujan hanya jatuh pada wajah
selesa menghadapi getir
sekadar ujian yang diingatkan
perjalanan berliku
tak mungkin hilang tuju
waktu tiba di pelabuhan
kapal belayar menghitung jarak
meski hanya Tuhan memutuskan
destinasi maha abadi
negeri tak akan sesiapa mewarisi
airmata nan biru
rela melerai salam
menjadi burung-burung danau.
Hasyuda Abadi,
1 Disember 2002,
Laman Akar Cahaya.
|
|